

Sampit, kota yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah ini, memiliki sejarah panjang dan kaya yang telah membentuk identitas dan budayanya yang unik. Sebagai kota terbesar kedua di Kalimantan Tengah, Sampit telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting yang telah mengubah wajah dan jalan hidupnya. Dalam artikel ini, kita akan melakukan refleksi terdekat terhadap Sampit, melihat kembali perjalanan sejarahnya, dan mengungkap bagaimana kota ini telah berkembang menjadi seperti sekarang ini.
Sampit, sejak awal, telah menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang penting di Kalimantan Tengah. Letaknya yang strategis di muara sungai Mentaya membuatnya menjadi titik pertemuan bagi para pedagang dari berbagai penjuru nusantara. Seiring berjalannya waktu, Sampit tumbuh menjadi kota yang ramai dan berkembang pesat, dengan penduduk yang beragam dan budaya yang kaya. Artikel ini akan mengajak kita untuk menjelajahi jejak-jejak sejarah Sampit, mulai dari masa lalu hingga sekarang, dan melihat bagaimana kota ini telah berubah dan beradaptasi terhadap tantangan zaman.
Untuk memahami Sampit lebih dalam, kita perlu menyelami sejarahnya dan melihat bagaimana peristiwa-peristiwa penting telah membentuk kota ini. Dimulai dari masa Kerajaan Kutai Kartanegara, Sampit telah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan besar tersebut. Setelah runtuhnya Kerajaan Kutai Kartanegara, Sampit pernah menjadi wilayah sengketa antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana. Hingga pada akhirnya, Sampit menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda pada abad ke-19.
Refleksi Terdekat Sampit
Sampit, kota bersejarah di Kalimantan Tengah, menyimpan kisah panjang dan kaya yang telah membentuk identitas dan budayanya. Berikut 17 poin penting tentang refleksi terdekat Sampit:
- Letak strategis di muara sungai Mentaya
- Pusat perdagangan dan pelayaran sejak awal
- Beragam penduduk dan budaya
- Jejak Kerajaan Kutai Kartanegara
- Wilayah sengketa Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana
- Bagian dari Hindia Belanda abad ke-19
- Pendudukan Jepang pada Perang Dunia II
- Perjuangan kemerdekaan rakyat Sampit
- Termasuk wilayah provinsi Kalimantan Tengah
- Kota terbesar kedua di Kalimantan Tengah
- Pusat pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur
- Perekonomian berbasis perdagangan dan jasa
- Kaya akan sumber daya alam
- Budaya yang beragam dan unik
- Objek wisata sejarah dan alam
- Kota yang terus berkembang dan maju
Sampit telah melalui perjalanan panjang dan penuh dinamika, dari masa lalu hingga sekarang. Kota ini telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting yang telah membentuk identitas dan budayanya yang unik. Sampit terus berkembang dan maju, menjadi kota yang modern dan dinamis, namun tetap mempertahankan nilai-nilai sejarah dan budayanya.
Letak strategis di muara sungai Mentaya
Letak geografis Sampit yang berada di muara sungai Mentaya menjadikannya memiliki posisi yang sangat strategis. Sungai Mentaya merupakan sungai terpanjang di Kalimantan Tengah, dan menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat di wilayah tersebut. Sampit berada di pertemuan antara sungai Mentaya dan laut Jawa, sehingga menjadi pintu gerbang bagi lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
Sejak dahulu kala, Sampit telah menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang penting di Kalimantan Tengah. Para pedagang dari berbagai penjuru nusantara datang ke Sampit untuk berdagang berbagai macam barang, seperti hasil bumi, hasil hutan, dan hasil laut. Sampit juga menjadi tempat persinggahan bagi para pelaut yang hendak berlayar ke wilayah lain di Kalimantan atau ke pulau-pulau di sekitarnya.
Letak strategis Sampit di muara sungai Mentaya juga menjadikannya sebagai pusat pemerintahan dan militer di wilayah Kalimantan Tengah. Pada masa Kerajaan Kutai Kartanegara, Sampit menjadi salah satu pusat pemerintahan kerajaan tersebut. Setelah runtuhnya Kerajaan Kutai Kartanegara, Sampit sempat menjadi wilayah sengketa antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana. Hingga pada akhirnya, Sampit menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda pada abad ke-19 dan menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda di wilayah Kalimantan Tengah.
Hingga saat ini, Sampit masih menjadi kota yang penting di Kalimantan Tengah. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur, dan menjadi salah satu kota terbesar di provinsi tersebut. Letak strategis Sampit di muara sungai Mentaya membuatnya terus menjadi pusat perdagangan dan pelayaran, serta menjadi pintu gerbang bagi lalu lintas barang dan jasa ke wilayah Kalimantan Tengah dan sekitarnya.
Letak strategis Sampit di muara sungai Mentaya telah menjadi faktor penting dalam perkembangan kota tersebut. Sampit tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang penting, serta menjadi pusat pemerintahan dan militer di wilayah Kalimantan Tengah. Hingga saat ini, Sampit masih menjadi kota yang penting di Kalimantan Tengah dan terus berkembang pesat.
Pusat perdagangan dan pelayaran sejak awal
Sampit telah menjadi pusat perdagangan dan pelayaran sejak awal sejarahnya. Letak geografisnya yang strategis di muara sungai Mentaya menjadikannya sebagai pintu gerbang bagi lalu lintas barang dan jasa ke wilayah Kalimantan Tengah dan sekitarnya.
Pada masa Kerajaan Kutai Kartanegara, Sampit menjadi salah satu pusat perdagangan kerajaan tersebut. Para pedagang dari berbagai penjuru nusantara datang ke Sampit untuk berdagang berbagai macam barang, seperti hasil bumi, hasil hutan, dan hasil laut. Sampit juga menjadi tempat persinggahan bagi para pelaut yang hendak berlayar ke wilayah lain di Kalimantan atau ke pulau-pulau di sekitarnya.
Setelah runtuhnya Kerajaan Kutai Kartanegara, Sampit sempat menjadi wilayah sengketa antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana. Namun, kedua kerajaan tersebut sama-sama mengakui pentingnya Sampit sebagai pusat perdagangan dan pelayaran. Hingga pada akhirnya, Sampit menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda pada abad ke-19 dan tetap menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang penting di Kalimantan Tengah.
Pada masa kolonial Belanda, Sampit menjadi tempat berdirinya berbagai perusahaan dagang Belanda. Perusahaan-perusahaan tersebut mengeksploitasi sumber daya alam Kalimantan Tengah, seperti kayu, rotan, dan minyak bumi. Sampit juga menjadi tempat persinggahan bagi kapal-kapal Belanda yang hendak berlayar ke wilayah lain di Kalimantan atau ke pulau-pulau di sekitarnya.
Hingga saat ini, Sampit masih menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang penting di Kalimantan Tengah. Kota ini merupakan pintu gerbang bagi lalu lintas barang dan jasa ke wilayah Kalimantan Tengah dan sekitarnya. Sampit juga menjadi tempat berdirinya berbagai perusahaan dagang dan pelayaran, serta menjadi tempat persinggahan bagi kapal-kapal yang hendak berlayar ke wilayah lain di Kalimantan atau ke pulau-pulau di sekitarnya.
Beragam penduduk dan budaya
Sampit memiliki penduduk yang beragam, baik dari segi suku, agama, maupun adat istiadat. Keberagaman penduduk ini merupakan hasil dari sejarah panjang Sampit sebagai pusat perdagangan dan pelayaran. Para pedagang dan pelaut dari berbagai penjuru nusantara datang ke Sampit untuk berdagang dan menetap, sehingga membawa serta budaya dan adat istiadat mereka masing-masing.
Suku asli Sampit adalah Suku Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju memiliki budaya dan adat istiadat yang unik, seperti upacara adat Tiwah, upacara adat Manyanggar, dan upacara adat Nyahu. Selain Suku Dayak Ngaju, di Sampit juga terdapat suku-suku lain, seperti Suku Dayak Ma’anyan, Suku Dayak Ot Danum, Suku Banjar, Suku Jawa, dan Suku Bugis.
Keberagaman suku dan budaya di Sampit tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti bahasa, kesenian, dan kuliner. Bahasa yang digunakan di Sampit adalah bahasa Indonesia, bahasa Dayak Ngaju, dan bahasa Banjar. Kesenian yang berkembang di Sampit antara lain tari tradisional Dayak Ngaju, tari tradisional Banjar, dan tari tradisional Jawa. Kuliner khas Sampit antara lain juhu singkah, patin bakar, dan soto Banjar.
Keberagaman penduduk dan budaya di Sampit menjadi salah satu daya tarik kota tersebut. Sampit dikenal sebagai kota yang toleran dan menghargai perbedaan. Masyarakat Sampit hidup rukun dan damai, meskipun memiliki latar belakang suku, agama, dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Keberagaman penduduk dan budaya di Sampit merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan. Keberagaman ini menjadi modal bagi Sampit untuk terus berkembang menjadi kota yang maju dan modern, namun tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan adat istiadat setempat.
Jejak Kerajaan Kutai Kartanegara
Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-4 Masehi dan berpusat di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai Kartanegara memiliki wilayah kekuasaan yang luas, termasuk wilayah Sampit.
Jejak Kerajaan Kutai Kartanegara di Sampit dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Salah satu jejak yang paling jelas adalah prasasti Yupa. Prasasti Yupa merupakan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan di Muara Kaman. Prasasti-prasasti tersebut berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara, termasuk tentang raja-raja yang pernah memerintah kerajaan tersebut.
Selain prasasti Yupa, jejak Kerajaan Kutai Kartanegara di Sampit juga dapat ditemukan dalam bentuk bangunan-bangunan kuno. Salah satu bangunan kuno tersebut adalah Istana Kuning. Istana Kuning merupakan bekas istana raja-raja Kutai Kartanegara. Istana ini terletak di Desa Tumbang Samba, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Jejak Kerajaan Kutai Kartanegara di Sampit juga dapat ditemukan dalam bentuk kesenian dan budaya. Salah satu kesenian yang berasal dari Kerajaan Kutai Kartanegara adalah tari Enggang. Tari Enggang merupakan tari tradisional yang menggambarkan burung enggang, yaitu burung khas Kalimantan. Tari Enggang masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Sampit.
Jejak Kerajaan Kutai Kartanegara di Sampit merupakan bukti bahwa kota tersebut memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Kerajaan Kutai Kartanegara telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan Sampit, baik dari segi budaya, adat istiadat, maupun kesenian.
Wilayah sengketa Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana
Setelah runtuhnya Kerajaan Kutai Kartanegara, wilayah Sampit menjadi wilayah sengketa antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana. Kedua kerajaan tersebut sama-sama mengklaim wilayah Sampit sebagai bagian dari wilayah kekuasaan mereka.
Kesultanan Banjar merupakan kerajaan yang berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar berdiri pada abad ke-15 Masehi dan memiliki wilayah kekuasaan yang luas, termasuk wilayah Kalimantan Tengah bagian selatan. Kerajaan Sukadana merupakan kerajaan yang berpusat di Sukadana, Kalimantan Barat. Kerajaan Sukadana berdiri pada abad ke-16 Masehi dan memiliki wilayah kekuasaan yang luas, termasuk wilayah Kalimantan Tengah bagian barat.
Persengketaan antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana atas wilayah Sampit berlangsung selama bertahun-tahun. Kedua kerajaan tersebut saling menyerang dan memperebutkan wilayah Sampit. Persengketaan ini baru berakhir pada abad ke-19 Masehi, ketika wilayah Sampit menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda.
Jejak persengketaan antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana atas wilayah Sampit masih dapat ditemukan hingga saat ini. Salah satu jejak tersebut adalah nama-nama tempat di Sampit yang menggunakan nama-nama dari kedua kerajaan tersebut. Misalnya, ada Kelurahan Banjarmasin di Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Ada juga Kelurahan Sukadamai di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Persengketaan antara Kesultanan Banjar dan Kerajaan Sukadana atas wilayah Sampit merupakan bagian dari sejarah panjang dan kompleks Kalimantan Tengah. Persengketaan ini telah berakhir sejak lama, dan kini Sampit telah menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia.
Bagian dari Hindia Belanda abad ke-19
Pada abad ke-19, Sampit menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda. Hindia Belanda merupakan wilayah jajahan Belanda di Indonesia. Belanda menjajah Indonesia selama lebih dari 300 tahun, sejak awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20.
Selama masa penjajahan Belanda, Sampit mengalami berbagai perubahan. Belanda membangun infrastruktur di Sampit, seperti jalan raya, jembatan, dan pelabuhan. Belanda juga mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit di Sampit. Selain itu, Belanda juga mengeksploitasi sumber daya alam Sampit, seperti kayu, rotan, dan minyak bumi.
Pemerintahan Belanda di Sampit dijalankan oleh seorang kontrolir. Kontrolir merupakan pejabat Belanda yang bertugas mengatur pemerintahan di wilayah jajahan Belanda. Kontrolir dibantu oleh beberapa pejabat pribumi, seperti wedana, camat, dan kepala desa.
Pada masa penjajahan Belanda, Sampit tumbuh menjadi kota yang ramai dan berkembang. Sampit menjadi pusat perdagangan dan pelayaran di Kalimantan Tengah. Sampit juga menjadi pusat pemerintahan Belanda di wilayah Kalimantan Tengah.
Pemerintahan Belanda di Sampit berakhir pada tahun 1942, ketika Jepang menduduki Indonesia. Jepang menduduki Indonesia selama tiga tahun, hingga tahun 1945. Setelah Jepang menyerah, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sampit pun menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia.
Pendudukan Jepang pada Perang Dunia II
Pada masa Perang Dunia II, Jepang menduduki Indonesia selama tiga tahun, dari tahun 1942 hingga tahun 1945. Pendudukan Jepang di Indonesia berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk di Sampit.
- Jepang menguasai pemerintahan di Sampit
Pada masa pendudukan Jepang, pemerintahan di Sampit dikuasai oleh Jepang. Jepang mengangkat seorang pejabat Jepang sebagai kepala pemerintahan di Sampit. Pejabat Jepang tersebut dibantu oleh beberapa pejabat pribumi.
- Jepang melakukan eksploitasi ekonomi di Sampit
Jepang melakukan eksploitasi ekonomi di Sampit dengan cara mengambil hasil bumi dan sumber daya alam Sampit untuk kepentingan perang Jepang. Jepang juga memaksa penduduk Sampit untuk bekerja rodi.
- Jepang melakukan tindakan represif terhadap penduduk Sampit
Jepang melakukan tindakan represif terhadap penduduk Sampit yang menentang pendudukan Jepang. Jepang menangkap, memenjarakan, dan bahkan membunuh penduduk Sampit yang dianggap menentang Jepang.
- Jepang meninggalkan Sampit pada tahun 1945
Jepang meninggalkan Sampit pada tahun 1945 setelah Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah Jepang meninggalkan Sampit, Sampit pun menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia.
Pendudukan Jepang di Sampit merupakan masa yang sulit bagi penduduk Sampit. Penduduk Sampit mengalami berbagai penderitaan selama masa pendudukan Jepang. Namun, penduduk Sampit tetap gigih melawan penjajah Jepang. Pada akhirnya, Jepang menyerah dan meninggalkan Sampit.
Perjuangan kem–*/–*/\*-**–/\~“`~–**~~–`~“`~~“`~-~“`~~“`~–~~–~~““~-\~-~–~“~~~-~~~-~~\\`~“`~\\“~“~~~-~—~\\\\“`~~**-\$$–~~**-\\$~~~~~~~***–***/~~————————————————————–“““““““““““`–**////——————————————————————————————————————–\\****-***//\~~~~~~~~~~~~~~~~**–**–~*——————————**—————————–**—-***——————————————————-\\~~“`~-**—————-““——–**———————————-**—–*—****—————————-*—–**————————-**~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~**—-*————*—————————-*————————-~~———//——————–\\****————————————————————————————————————————————-~-~————————————————————————————————–~———–~~–~–~————————————-~–~-*—\\\\**\\\\——————————–“““““““““““““““““““““““***———*—********————————–##—*****—\\\~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*–**—\\~~~—————————————————————–**—-**~~*——**——————————————————————~–~———————————-~~-****\\\\\\\\**\\\\**—————————————————————————————————————————————————————————————————————-*——————————————————————~****———————————————————————**——————————****–**———————————–**—————————————————————————————————————————————————–**—————————————————————————~“`–**——————–**—***———————————–*–*–*——————————————————————————————————————————–~–~—–**—–*——————————————————-\\**\\*———————————————————————————————————————————————————————————————————————*——————————————————————~—**————————————————————————–*–*—**-*———————————————————————————————————————————————————————————————————————~***———————————————————————–~–*–~—*——————————————————-\\*——————————————————————–***-*~–~—–**——————-**————*–*————————————————————————*———————————————————-~*****———————————————————————–~–*–~——**——————————————————–\\\\*———————————————————————-**–*–**–*———————————————————-~~**——————————————————————–\\~*—————————————————————\\\\*——————————————————————————————————————————————————————————————————~–*–*———————————————————————-~——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~————————————————————————————————————————————————————————————————-*\\**~*~——————————————————————————————————————————————————————————————————————-~***———————————————————————–~-**————————————————-***——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~*\\*————————————————————————————————————————————————————————————————–**——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-“`~——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~–~-**-~~~~—**–~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~—*—**-~~~~—–~~~~——————-~———-\\***\~-***~~-~~–~~——————-~——————-~~——————–~**—————————-~–**–~~\—*~–*————————————————————–**———————————–~–~~**—————-~-**-**~~*———————————–~~~~*——————~-~——————-~–**——————~–~****——~—-**-***——————————**~*–~–*–~~-**——*~~——————————~~–~~~~~~~****~——————————————————————————————~-*-*-~-~~-****–~-~—****–*———————****———————————-~–~~~~————————————————————————————————————————————————————————————————–~–~——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-\\*——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~-**-**-**———————–~——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~—————————————————~~~~—————————**——————————————————————~–~~~~~~~~—*–~–~————~—~————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~~~\\**\\\\~~~~\\\\\\\\\~~~~\\****\\\\\\**\~~\**———-~~~~—~~~~-~~~\\~~**———————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~~———————————–**—–~~~~–~——————————————————————~–~~-~——-~—–~–~——————————————————————————–~-~\\*——–*————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~-~–~——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~-**——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~~*—–*—-~————————————————————-~——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~—*—————————————————————————————————————————————————————————————————–**-**——*—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~–*——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–**–**-**———————~—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~–**—-~–*——-\\*———————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~-**———————————————————————**-~-~~–*\\*—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~–*——————————————————————~–~-**———————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~~————————~~—–~——**——————————————————————~–~—-\\*————–~—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~-***—-~~–*———~————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————~–*————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~–**—-**–**–**–~————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–**——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————****-**—~—-**—–**—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-$—-~————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~–~——~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~**————————————————-*——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-~———————————-~~–~~—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–~——–~–~————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————
Termasuk wilayah Provinsi Kalimantan Tengah
Sampit merupakan salah satu kota yang termasuk wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah merupakan salah satu dari 34 Provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Tengah terletak di bagian tengah Pulau Kalimantan.
- Letak geografis Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah terletak di antara garis lintang 0 derajat 30′ LU hingga 3 derajat 38′ LS dan garis bujur 111 derajat 30′ BT hingga 115 derajat 18′ BT. Luas wilayah Kalimantan Tengah sekitar 153.564,50 km².
- Batas wilayah Kalimantan Tengah
Batas wilayah Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:
– Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Utara
– Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Timur
– Sebelah selatan : Provinsi Kalimantan Selatan
– Sebelah barat : Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Sarawak (Malaysia) - Ibu kota Kalimantan Tengah
Ibu kota Kalimantan Tengah adalah Kota Palangka Raya.
- Kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah terdiri dari 14 kabupaten dan 1 kota, yaitu:
– Kabupaten Kotawaringin Barat
– Kabupaten Kotawaringin Timur
– Kabupaten Kapuas
– Kabupaten Barito Selatan
– Kabupaten Barito Utara
– Kabupaten Murung Raya
– Kabupaten Pulang Pisau
– Kabupaten Gunung Mas
– Kabupaten Katingan
– Kabupaten Seruyan
– Kabupaten Sukamara
– Kabupaten Lamandau
– Kabupaten Barito Timur
– Kota Palangka Raya
Sampit merupakan salah satu kota penting di Kalimantan Tengah. Sampit merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur. Sampit juga merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Tengah setelah Kota Palangka Raya.
Kota terbesar kedua di Kalimantan Tengah
Sampit merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Tengah setelah Kota Palangka Raya. Sampit memiliki luas wilayah sekitar 127,81 km² dan jumlah penduduk sekitar 220.824 jiwa (data tahun 2020).
- Letak geografis Sampit
Sampit terletak di tepi barat Sungai Mentaya, sekitar 110 km dari muara sungai tersebut. Sampit berada pada koordinat 2°31′ Lintang Selatan dan 112°58′ Bujur Timur.
- Batas wilayah Sampit
Batas wilayah Sampit adalah sebagai berikut:
– Sebelah utara : Kecamatan Baamang
– Sebelah timur : Kecamatan Mentawa Baru Ketapang
– Sebelah selatan : Kecamatan Cempaga
– Sebelah barat : Kecamatan Kotabesi - Pembagian administratif Sampit
Sampit terdiri dari 5 kecamatan dan 30 kelurahan, yaitu:
- Kecamatan Baamang
- Kelurahan Baamang Barat
- Kelurahan Baamang Hilir
- Kelurahan Baamang Hulu
- Kelurahan Baamang Tengah
- Kelurahan Baamang Timur
- Kelurahan Ketapang
- Kelurahan Pasir Putih
- Kecamatan Mentawa Baru Ketapang
- Kelurahan Banyuwangi
- Kelurahan Basirih Hulu
- Kelurahan Ketapang
- Kelurahan Mentawa Baru Hilir
- Kelurahan Mentawa Baru Hulu
- Kelurahan Pasir Putih
- Kelurahan Sawahan
- Kelurahan Sidorejo
- Kelurahan Talawang
- Kecamatan Cempaga
- Kelurahan Cempaga
- Kelurahan Cempaga Barat
- Kelurahan Cempaga Hulu
- Kelurahan Cempaga Timur
- Kelurahan Hanjalipan
- Kelurahan Jaya Makmur
- Kelurahan Kalanis
- Kecamatan Kotabesi
- Kelurahan Bengkoang
- Kelurahan Dadirejo
- Kelurahan Ganefo
- Kelurahan Kotabesi Hilir
- Kelurahan Kotabesi Hulu
- Kelurahan Kotabesi Tengah
- Kelurahan Mentaya Seberang
- Kecamatan Seranau
- Kelurahan Belawang
- Kelurahan Kuala Kuayan
- Kelurahan Pembuang Hulu
- Kelurahan Seranau
- Kelurahan Taniran
- Perekonomian Sampit
Perekonomian Sampit didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa. Sampit merupakan pusat perdagangan dan jasa di Kabupaten Kotawaringin Timur. Selain itu, Sampit juga merupakan kota penghasil minyak bumi dan gas alam.
Sampit merupakan kota yang berkembang pesat. Sampit menjadi salah satu kota tujuan investasi di Kalimantan Tengah. Sampit juga menjadi salah satu kota tujuan wisata di Kalimantan Tengah. Sampit memiliki berbagai objek wisata menarik, seperti Museum Sampit, Rumah Betang, dan Pantai Ujung Pandaran.
Pusat pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur
Sampit merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur. Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu dari 14 kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah.
- Letak geografis Kabupaten Kotawaringin Timur
Kabupaten Kotawaringin Timur terletak di bagian selatan Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Kotawaringin Timur berbatasan dengan Kabupaten Seruyan di sebelah utara, Kabupaten Lamandau di sebelah timur, Kabupaten Barito Selatan di sebelah selatan, dan Kabupaten Kotawaringin Barat di sebelah barat.
- Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur sekitar 17.058,00 km².
- Jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur
Jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur sekitar 427.330 jiwa (data tahun 2020).
- Ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur
Ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur adalah Kota Sampit.
Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur dipimpin oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati. Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur dipilih secara langsung oleh rakyat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) setiap lima tahun sekali.
Perekonomian berbasis perdagangan dan jasa
Perekonomian Sampit berbasis pada sektor perdagangan dan jasa. Hal ini tidak terlepas dari letak geografis Sampit yang strategis, yaitu di muara sungai Mentaya dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa. Sampit merupakan pintu gerbang keluar masuknya barang dan jasa dari dan ke wilayah Kalimantan Tengah.
- Perdagangan
Sampit merupakan pusat perdagangan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Di Sampit terdapat berbagai macam pasar, seperti Pasar Sampit, Pasar Keramat, dan Pasar Ikan. Selain itu, di Sampit juga terdapat banyak pusat perbelanjaan modern, seperti Sampit Mall dan Mega Town Square.
- Jasa
Sektor jasa di Sampit juga cukup berkembang. Di Sampit terdapat berbagai macam hotel, restoran, dan tempat hiburan. Selain itu, di Sampit juga terdapat banyak lembaga keuangan, seperti bank dan koperasi.
- Transportasi
Sampit merupakan kota yang memiliki jaringan transportasi yang cukup baik. Di Sampit terdapat pelabuhan, bandara, dan terminal bus. Pelabuhan Sampit merupakan pelabuhan terbesar di Kalimantan Tengah. Melalui pelabuhan Sampit, barang dan jasa dapat keluar masuk ke wilayah Kalimantan Tengah.
- Pariwisata
Sampit juga memiliki potensi wisata yang cukup besar. Di Sampit terdapat berbagai macam objek wisata, seperti Museum Sampit, Rumah Betang, dan Pantai Ujung Pandaran. Selain itu, di Sampit juga terdapat berbagai macam kuliner khas, seperti juhu singkah, patin bakar, dan soto Banjar.
Perekonomian Sampit terus tumbuh dan berkembang. Hal ini didukung oleh semakin meningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa di Sampit. Selain itu, semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Sampit juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi Sampit.
KayafsenSumaberdya dalarnsern ECSBPDB BPBDBDBBDBDBDBDBPBDBDBDBDBDBDOBDBDBDBDBDBDBDBDBDBDBDBDCPP
Budaya yang beragam dan unik
Sampit memiliki budaya yang beragam dan unik. Hal ini tidak terlepas dari sejarah panjang Sampit sebagai pusat perdagangan dan pelayaran. Sampit pernah menjadi bagian dari Kerajaan Kutai Kartanegara, Kesultanan Banjar, dan Kerajaan Sukadana. Keberagaman kerajaan tersebut telah meninggalkan pengaruh yang kuat terhadap budaya Sampit.
Suku asli Sampit adalah Suku Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju memiliki budaya dan adat istiadat yang unik, seperti upacara adat Tiwah, upacara adat Manyanggar, dan upacara adat Nyahu. Selain Suku Dayak Ngaju, di Sampit juga terdapat suku-suku lain, seperti Suku Dayak Ma’anyan, Suku Dayak Ot Danum, Suku Banjar, Suku Jawa, dan Suku Bugis.
Keberagaman suku dan budaya di Sampit tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti bahasa, kesenian, dan kuliner. Bahasa yang digunakan di Sampit adalah bahasa Indonesia, bahasa Dayak Ngaju, dan bahasa Banjar. Kesenian yang berkembang di Sampit antara lain tari tradisional Dayak Ngaju, tari tradisional Banjar, dan tari tradisional Jawa. Kuliner khas Sampit antara lain juhu singkah, patin bakar, dan soto Banjar.
Budaya yang beragam dan unik di Sampit menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sampit memiliki berbagai macam objek wisata budaya, seperti Museum Sampit, Rumah Betang, dan Istana Kuning. Selain itu, Sampit juga memiliki berbagai macam acara budaya tahunan, seperti Festival Budaya Isen Mulang, Festival Budaya Manyanggar, dan Festival Budaya Nyahu.
Budaya yang beragam dan unik di Sampit merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan. Keberagaman budaya ini menjadi modal bagi Sampit untuk terus berkembang menjadi kota yang maju dan modern, namun tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan adat istiadat setempat.
Objek wisata sejarah dan alam
Sampit memiliki berbagai macam objek wisata sejarah dan alam. Objek-objek wisata tersebut menjadi daya Collietarik ters sendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Sampit.
- Objek wisata sejarah
Objek wisata sejarah di Sampit antara lain:
- Museum Sampit
Museum Sampit merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah Sampit. Koleksi benda-benda bersejarah tersebut meliputi koleksi keramik, koleksi senjata tradisional, dan koleksi pakaian adat.
- Istana Kuning
Istana Kuning merupakan bekas istana kerajaan Kutai Kartanegara. Istana Kuning terletak di Desa Tumbang Samba, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur.
- Prasasti Yupa
Prasasti Yupa merupakan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. Prasasti-prasasti tersebut berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara.
- Museum Sampit
- Objek wisata alam
Objek wisata alam di Sampit antara lain:
- Pantai Ujung Pandaran
Pantai Ujung Pandaran merupakan pantai yang terletak di Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur. Pantai Ujung Pandaran memiliki pasir putih yang bersih dan air laut yang jernih.
- Hutan Lindung Bukit Batu
Hutan Lindung Bukit Batu merupakan hutan lindung yang terletak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Hutan Lindung Bukit Batu memiliki berbagai macam flora dan fauna yang dilindungi.
- Sungai Mentaya
Sungai Mentaya merupakan sungai terpanjang di Kalimantan Tengah. Sungai Mentaya bermuara di Laut Jawa. Sungai Mentaya menjadi jalur lalu lintas kapal-kapal pengangkut barang dan penumpang.
- Pantai Ujung Pandaran
Objek wisata sejarah dan alam di Sampit menjadi daya tark sendiri bagi wisatawan. Sampit memiliki berbagai macam objek wisata sejarah dan alam yang menarik untuk dikunjungi.
Kota yang terus berkembang dan maju
Sampit merupakan kota yang terus berkembang dan maju. Hal ini didukung oleh berbagai faktor, seperti letak geografis yang strategis, sumber daya alam yang melimpah, dan infrastruktur yang terus ditingkatkan.
Letak geografis Sampit yang strategis menjadikannya sebagai pintu gerbang keluar masuknya barang dan jasa dari dan ke wilayah Kalimantan Tengah. Sampit memiliki pelabuhan yang besar dan bandara yang memadai. Hal ini memudahkan distribusi barang dan jasa ke seluruh wilayah Kalimantan Tengah.
Sampit juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sampit merupakan daerah penghasil minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Selain itu, Sampit juga memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup besar. Hal ini menjadikan Sampit sebagai salah satu daerah dengan perekonomian yang kuat di Kalimantan Tengah.
Pemerintah daerah Sampit juga terus berupaya untuk meningkatkan infrastruktur di Sampit. Jalan-jalan di Sampit terus diperbaiki dan diperlebar. Selain itu, pemerintah daerah Sampit juga membangun berbagai fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, dan taman kota. Hal ini membuat Sampit menjadi kota yang semakin nyaman untuk ditinggali.
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, Sampit terus berkembang dan maju. Sampit menjadi salah satu kota terbesar dan termaju di Kalimantan Tengah. Sampit juga menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kemajuan Sampit tidak lepas dari peran serta masyarakat Sampit. Masyarakat Sampit dikenal sebagai masyarakat yang pekerja keras dan ulet. Selain itu, masyarakat Sampit juga dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan terbuka. Hal ini membuat Sampit menjadi kota yang kondusif untuk investasi dan pembangunan.
FAQ
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Sampit:
Pertanyaan 1: Apa saja objek wisata yang menarik di Sampit?
Jawaban: Sampit memiliki berbagai macam objek wisata yang menarik, baik wisata sejarah maupun wisata alam. Beberapa objek wisata tersebut antara lain Museum Sampit, Istana Kuning, Prasasti Yupa, Pantai Ujung Pandaran, Hutan Lindung Bukit Batu, dan Sungai Mentaya.
Pertanyaan 2: Apa saja kuliner khas Sampit?
Jawaban: Kuliner khas Sampit antara lain juhu singkah, patin bakar, dan soto Banjar. Juhu singkah merupakan makanan berbahan dasar ikan gabus yang dimasak dengan bumbu kuning. Patin bakar merupakan ikan patin yang dibakar dan disajikan dengan sambal. Soto Banjar merupakan soto yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, namun juga populer di Sampit.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara menuju Sampit?
Jawaban: Sampit dapat dijangkau melalui jalur darat, jalur laut, dan jalur udara. Jalur darat dapat ditempuh melalui jalan trans Kalimantan. Jalur laut dapat ditempuh melalui pelabuhan Sampit. Jalur udara dapat ditempuh melalui bandara H. Asan Sampit.
Pertanyaan 4: Apa saja potensi ekonomi Sampit?
Jawaban: Potensi ekonomi Sampit antara lain sektor perdagangan, jasa, pertanian, perkebunan, perikanan, dan pariwisata. Sampit merupakan pusat perdagangan dan jasa di Kabupaten Kotawaringin Timur. Sampit juga merupakan daerah penghasil minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Selain itu, Sampit juga memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup besar.
Pertanyaan 5: Apa saja suku bangsa yang mendiami Sampit?
Jawaban: Suku bangsa yang mendiami Sampit antara lain Suku Dayak Ngaju, Suku Dayak Ma’anyan, Suku Dayak Ot Danum, Suku Banjar, Suku Jawa, dan Suku Bugis.
Pertanyaan 6: Apa saja kesenian tradisional Sampit?
Jawaban: Kesenian tradisional Sampit antara lain tari tradisional Dayak Ngaju, tari tradisional Banjar, dan tari tradisional Jawa. Tari tradisional Dayak Ngaju antara lain tari Ngajat, tari Hudoq, dan tari Kancet Papatai. Tari tradisional Banjar antara lain tari Baksa Kembang, tari Radap Rahayu, dan tari Japin. Tari tradisional Jawa antara lain tari Serimpi, tari Bedhaya, dan tari Golek.
Selain pertanyaan-pertanyaan tersebut, masih banyak lagi pertanyaan lain yang dapat diajukan tentang Sampit. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur atau mengunjungi situs web resmi Kabupaten Kotawaringin Timur.
Demikian beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Sampit. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang ingin berkunjung ke Sampit.
Tips
Berikut ini adalah beberapa tips bagi Anda yang ingin berkunjung ke Sampit:
1. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Sampit
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Sampit adalah pada musim kemarau, yaitu pada bulan April hingga Oktober. Pada musim kemarau, cuaca di Sampit cerah dan tidak hujan. Hal ini membuat Anda dapat lebih leluasa untuk menjelajahi berbagai objek wisata di Sampit.
2. Gunakan pakaian yang nyaman
Sampit memiliki cuaca yang panas dan lembab. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menggunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Anda juga sebaiknya membawa topi dan kacamata untuk melindungi diri dari sinar matahari.
3. Siapkan uang tunai
Meskipun beberapa tempat di Sampit sudah menerima pembayaran non-tunai, namun masih banyak tempat yang hanya menerima pembayaran tunai. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menyiapkan uang tunai yang cukup sebelum berkunjung ke Sampit.
4. Pelajari budaya setempat
Sampit memiliki budaya yang beragam. Sebelum berkunjung ke Sampit, sebaiknya Anda mempelajari sedikit tentang budaya setempat. Hal ini akan membuat Anda lebih menghargai dan menghormati budaya setempat.
Demikian beberapa tips bagi Anda yang ingin berkunjung ke Sampit. Semoga tips-tips ini bermanfaat bagi Anda.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat lebih menikmati perjalanan Anda ke Sampit. Sampit memiliki banyak hal menarik untuk ditawarkan, mulai dari objek wisata sejarah, wisata alam, hingga kuliner khas.
Kesimpulan
Sampit merupakan kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Sampit memiliki berbagai macam objek wisata yang menarik, baik wisata sejarah maupun wisata alam. Sampit juga memiliki kuliner khas yang lezat dan unik. Selain itu, Sampit juga merupakan kota yang terus berkembang dan maju. Sampit menjadi salah satu kota terbesar dan termaju di Kalimantan Tengah. Sampit juga menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kemajuan Sampit tidak lepas dari peran serta masyarakat Sampit. Masyarakat Sampit dikenal sebagai masyarakat yang pekerja keras dan ulet. Selain itu, masyarakat Sampit juga dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan terbuka. Hal ini membuat Sampit menjadi kota yang kondusif untuk investasi dan pembangunan.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Sampit, ada beberapa tips yang perlu Anda ketahui. Pertama, waktu terbaik untuk berkunjung ke Sampit adalah pada musim kemarau, yaitu pada bulan April hingga Oktober. Kedua, gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Ketiga, siapkan uang tunai yang cukup. Keempat, pelajari budaya setempat.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat lebih menikmati perjalanan Anda ke Sampit. Sampit memiliki banyak hal menarik untuk ditawarkan, mulai dari objek wisata sejarah, wisata alam, hingga kuliner khas.
Demikian refleksi terdekat Sampit. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengenal lebih jauh tentang Sampit.
Pesan sekarang :
