

Kota Banjarmasin merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota ini terletak di muara Sungai Barito dan merupakan salah satu kota terbesar di Kalimantan. Banjarmasin memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dan banyak sekali objek wisata yang dapat dikunjungi di kota ini. Selain itu, Banjarmasin juga terkenal dengan kulinernya yang lezat.
Salah satu hal yang menarik dari Banjarmasin adalah adanya beberapa urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini. Urutan-urutan ini biasanya diadakan pada acara-acara tertentu, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian. Urutan-urutan ini memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda, dan menjadi bagian penting dari budaya Banjarmasin.
Pada artikel ini, kita akan membahas beberapa urutan tradisional yang dekat dengan Banjarmasin. Urutan-urutan ini dipilih berdasarkan popularitasnya dan maknanya bagi masyarakat Banjarmasin.
urut tradisional terdekat Banjarmasin
Berikut adalah 16 poin penting tentang urutan tradisional yang dekat dengan Banjarmasin:
- Baayun Mulud
- Bahatimang
- Bapantaran
- Baayun Maulid
- Batamat
- Bapanjar
- Belayah
- Bawadah
- Mandi-mandi
- Madihin
- Mamakai Baju Baru
- Mandi Safar
- Mandi Syafar
- Madihin Kawin
- Madihin Hajatan
- Mandi Tiwah
Keenam belas urutan tradisional ini memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda, dan menjadi bagian penting dari budaya Banjarmasin.
Baayun Mulud
Baayun Mulud merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan pada bulan Maulud, yaitu bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
- Prosesi Baayun Mulud
Prosesi Baayun Mulud dimulai dengan memandikan bayi yang baru lahir. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan dibedong. Kemudian, bayi tersebut diletakkan di ayunan yang telah dihias. Ayunan tersebut kemudian digoyang-goyangkan sambil melantunkan salawat dan doa-doa.
- Makna Baayun Mulud
Baayun Mulud memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi yang baru lahir.
- Fungsi Baayun Mulud
Baayun Mulud berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
- Waktu Pelaksanaan Baayun Mulud
Baayun Mulud biasanya diadakan pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu tanggal 12 Rabiul Awal. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain di bulan Maulud.
Baayun Mulud merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting bagi masyarakat Banjarmasin.
Bahatimang
Bahatimang merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 40 hari.
- Prosesi Bahatimang
Prosesi Bahatimang dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan bubur merah. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan di atas bantal-bantal yang ditumpuk tinggi. Setelah itu, bayi tersebut ditimang-timang sambil melantunkan salawat dan doa-doa.
- Makna Bahatimang
Bahatimang memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang baru lahir. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
- Fungsi Bahatimang
Bahatimang berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
- Waktu Pelaksanaan Bahatimang
Bahatimang biasanya diadakan pada hari ke-40 setelah bayi lahir. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 40 hari.
Bahatimang merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting bagi masyarakat Banjarmasin.
Bapantaran
Bapantaran merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 7 bulan.
- Prosesi Bapantaran
Prosesi Bapantaran dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan bubur putih. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan di atas bantal-bantal yang ditumpuk tinggi. Setelah itu, bayi tersebut dipantarkan, yaitu diangkat dan digoyang-goyangkan sambil melantunkan salawat dan doa-doa.
- Makna Bapantaran
Bapantaran memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang baru lahir. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
- Fungsi Bapantaran
Bapantaran berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
- Waktu Pelaksanaan Bapantaran
Bapantaran biasanya diadakan pada hari ke-7 setelah bayi berusia 7 bulan. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 7 bulan.
Bapantaran merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting bagi masyarakat Banjarmasin.
Baayun Maulid
Baayun Maulid merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan pada bulan Maulud, yaitu bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Prosesi Baayun Maulid dimulai dengan memandikan bayi yang baru lahir. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan dibedong. Kemudian, bayi tersebut diletakkan di ayunan yang telah dihias. Ayunan tersebut kemudian digoyang-goyangkan sambil melantunkan salawat dan doa-doa.
Makna Baayun Maulid adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi yang baru lahir.
Fungsi Baayun Maulid adalah sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
Baayun Maulid biasanya diadakan pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu tanggal 12 Rabiul Awal. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain di bulan Maulud.
Batamat
Batamat merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 5 tahun.
- Prosesi Batamat
Prosesi Batamat dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan nasi kuning. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan di atas bantal-bantal yang ditumpuk tinggi. Setelah itu, bayi tersebut ditamatkan, yaitu dibacakan doa-doa dan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
- Makna Batamat
Batamat memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang telah berusia 5 tahun. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
- Fungsi Batamat
Batamat berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang telah berusia 5 tahun kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
- Waktu Pelaksanaan Batamat
Batamat biasanya diadakan pada hari ke-5 setelah bayi berusia 5 tahun. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 5 tahun.
Batamat merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting bagi masyarakat Banjarmasin.
Bapanjar
Bapanjar merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 1 tahun.
- Prosesi Bapanjar
Prosesi Bapanjar dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan nasi kuning. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan di atas bantal-bantal yang ditumpuk tinggi. Setelah itu, bayi tersebut dibapankan, yaitu dipakaikan kain panjang tradisional Banjarmasin. Kain panjang tersebut kemudian diikat dengan selendang di pinggang bayi.
- Makna Bapanjar
Bapanjar memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang telah berusia 1 tahun. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
- Fungsi Bapanjar
Bapanjar berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang telah berusia 1 tahun kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
- Waktu Pelaksanaan Bapanjar
Bapanjar biasanya diadakan pada hari ke-1 setelah bayi berusia 1 tahun. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 1 tahun.
Bapanjar merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting bagi masyarakat Banjarmasin.
Belayah
Belayah merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 2 tahun.
Prosesi Belayah dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan bubur merah. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tikar yang telah dihias. Di tikar tersebut, bayi tersebut duduk bersila. Setelah itu, bayi tersebut dibelayah, yaitu diberi makan bubur merah secara simbolis oleh orang tua, kakek-nenek, dan kerabat dekat lainnya.
Makna Belayah adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang telah berusia 2 tahun. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
Fungsi Belayah adalah sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang telah berusia 2 tahun kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
Belayah biasanya diadakan pada hari ke-2 setelah bayi berusia 2 tahun. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 2 tahun.
Bawadah
Bawadah merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 3 tahun.
- Prosesi Bawadah
Prosesi Bawadah dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan nasi kuning. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan di atas bantal-bantal yang ditumpuk tinggi. Setelah itu, bayi tersebut dibawadahi, yaitu diberi makan nasi kuning secara simbolis oleh orang tua, kakek-nenek, dan kerabat dekat lainnya.
- Makna Bawadah
Bawadah memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang telah berusia 3 tahun. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
- Fungsi Bawadah
Bawadah berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang telah berusia 3 tahun kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
- Waktu Pelaksanaan Bawadah
Bawadah biasanya diadakan pada hari ke-3 setelah bayi berusia 3 tahun. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 3 tahun.
Bawadah merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting bagi masyarakat Banjarmasin.
Mandi-mandi
Mandi-mandi merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 4 bulan.
Prosesi Mandi-mandi dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi makan bubur putih. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke kamar mandi. Di kamar mandi tersebut, bayi tersebut dimandikan dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dikeringkan dan diberi minyak kelapa.
Makna Mandi-mandi adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan bayi yang telah berusia 4 bulan. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi bayi tersebut.
Fungsi Mandi-mandi adalah sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang telah berusia 4 bulan kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
Mandi-mandi biasanya diadakan pada hari ke-4 setelah bayi berusia 4 bulan. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi berusia 4 bulan.
Madihin
Madihin adalah ur\u00e0t tradisional yang populer di D\u012byakkarta. Ur\u00e0t ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 40 hari.
- Proses Madihin
Prosesi Madihin dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan diberi minyak kelapa. Kemudian, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan dan diberi selimut. Setelah itu, para tetangga dan keluarga berkumpul di sekitar tempat tidur bayi dan mulai melantunkan doa-doa dan syair-syair keagamaan. - Makna Madihin
Madihin memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kelahiran bayi. Selain itu, ur\u00e0t ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi. - Fungsi Madihin
Madihin berfungsi sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Selain itu, ur\u00e0t ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah. - Waktu Pelaksanaan Madihin
Madihin biasanya diadakan pada malam hari setelah bayi berusia 40 hari. Namun, ada juga yang mengadakan ur\u00e0t ini pada siang hari.
Madihin adalah ur\u00e0t tradisional yang masih lestari hingga saat ini di D\u012byakkarta. Ur\u00e0t ini memiliki makna dan fungsi yang penting dalam masyarakat.
Mamakai Baju Baru
Mamakai Baju Baru merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah bayi berusia 7 hari.
Prosesi Mamakai Baju Baru dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru. Baju baru tersebut biasanya berwarna putih dan terbuat dari bahan yang lembut. Setelah itu, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan dan diberi selimut. Setelah itu, para tetangga dan keluarga berkumpul di sekitar tempat tidur bayi dan mulai mengucapkan selamat kepada orang tua bayi.
Makna Mamakai Baju Baru adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi.
Fungsi Mamakai Baju Baru adalah sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah.
Mamakai Baju Baru biasanya diadakan pada hari ke-7 setelah bayi lahir. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah bayi lahir.
Mandi Safar
Mandi Safar merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan pada bulan Safar.
Prosesi Mandi Safar dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru. Baju baru tersebut biasanya berwarna putih dan terbuat dari bahan yang lembut. Setelah itu, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan dan diberi selimut. Setelah itu, para tetangga dan keluarga berkumpul di sekitar tempat tidur bayi dan mulai mengucapkan selamat kepada orang tua bayi.
Makna Mandi Safar adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi.
Fungsi Mandi Safar adalah sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah.
Mandi Safar biasanya diadakan pada hari pertama bulan Safar. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain di bulan Safar.
Mandi Syafar
Mandi Syafar merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan pada bulan Syafar.
Prosesi Mandi Syafar dimulai dengan memandikan bayi dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru. Baju baru tersebut biasanya berwarna putih dan terbuat dari bahan yang lembut. Setelah itu, bayi tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, bayi tersebut dibaringkan dan diberi selimut. Setelah itu, para tetangga dan keluarga berkumpul di sekitar tempat tidur bayi dan mulai mengucapkan selamat kepada orang tua bayi.
Makna Mandi Syafar adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi.
Fungsi Mandi Syafar adalah sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah.
Mandi Syafar biasanya diadakan pada hari pertama bulan Syafar. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain di bulan Syafar.
Madihin Kawin
Madihin Kawin merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah akad nikah.
- Prosesi Madihin Kawin
Prosesi Madihin Kawin dimulai dengan memandikan kedua mempelai dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, kedua mempelai dipakaikan baju pengantin. Baju pengantin tersebut biasanya berwarna putih dan terbuat dari bahan yang lembut. Setelah itu, kedua mempelai dibawa ke pelaminan yang telah dihias. Di pelaminan tersebut, kedua mempelai duduk berdampingan dan mulai menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
- Makna Madihin Kawin
Madihin Kawin memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas pernikahan kedua mempelai. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi kedua mempelai.
- Fungsi Madihin Kawin
Madihin Kawin berfungsi sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara kedua keluarga mempelai. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah.
- Waktu Pelaksanaan Madihin Kawin
Madihin Kawin biasanya diadakan pada hari pertama setelah akad nikah. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah akad nikah.
Madihin Kawin merupakan salah satu urutan tradisional yang masih lestari hingga saat ini di Banjarmasin. Urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting dalam masyarakat.
Madihin Hajatan
Madihin Hajatan merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah seseorang melaksanakan ibadah haji.
Prosesi Madihin Hajatan dimulai dengan memandikan orang yang baru pulang haji dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, orang tersebut dipakaikan baju baru. Baju baru tersebut biasanya berwarna putih dan terbuat dari bahan yang lembut. Setelah itu, orang tersebut dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, orang tersebut dibaringkan dan diberi selimut. Setelah itu, para tetangga dan keluarga berkumpul di sekitar tempat tidur orang tersebut dan mulai mengucapkan selamat.
Makna Madihin Hajatan adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan orang yang baru pulang haji. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi orang tersebut.
Fungsi Madihin Hajatan adalah sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah.
Madihin Hajatan biasanya diadakan pada hari pertama setelah orang tersebut pulang haji. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah orang tersebut pulang haji.
Mandi Tiwah
Mandi Tiwah merupakan salah satu urutan tradisional yang populer di Banjarmasin. Urutan ini biasanya diadakan setelah seseorang meninggal dunia.
Prosesi Mandi Tiwah dimulai dengan memandikan jenazah dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, jenazah dipakaikan baju baru. Baju baru tersebut biasanya berwarna putih dan terbuat dari bahan yang lembut. Setelah itu, jenazah dibawa ke tempat tidur yang telah dihias. Di tempat tidur tersebut, jenazah dibaringkan dan diberi selimut. Setelah itu, para tetangga dan keluarga berkumpul di sekitar tempat tidur jenazah dan mulai mengucapkan doa-doa.
Makna Mandi Tiwah adalah sebagai ungkapan rasa duka cita atas meninggalnya seseorang. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon ampunan dosa bagi jenazah dan keselamatan bagi keluarganya.
Fungsi Mandi Tiwah adalah sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan budaya daerah.
Mandi Tiwah biasanya diadakan pada hari pertama setelah seseorang meninggal dunia. Namun, ada juga yang mengadakan urutan ini pada hari-hari lain setelah seseorang meninggal dunia.
FAQ
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum tentang urutan tradisional terdekat Banjarmasin:
Question 1: Apa saja urutan tradisional yang populer di Banjarmasin?
Answer 1: Beberapa urutan tradisional yang populer di Banjarmasin antara lain Baayun Mulud, Bahatimang, Bapantaran, Baayun Maulid, Batamat, Bapanjar, Belayah, Bawadah, Mandi-mandi, Madihin, Mamakai Baju Baru, Mandi Safar, Mandi Syafar, Madihin Kawin, Madihin Hajatan, dan Mandi Tiwah.
Question 2: Apa makna dari urutan tradisional Baayun Mulud?
Answer 2: Baayun Mulud memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, urutan ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi yang baru lahir.
Question 3: Apa fungsi dari urutan tradisional Bahatimang?
Answer 3: Bahatimang berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, urutan ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
Question 4: Kapan biasanya urutan tradisional Bapantaran diadakan?
Answer 4: Bapantaran biasanya diadakan pada hari ke-7 setelah bayi berusia 7 bulan.
Question 5: Apa saja yang dilakukan dalam urutan tradisional Baayun Maulid?
Answer 5: Dalam urutan tradisional Baayun Maulid, bayi yang baru lahir dimandikan dengan air yang dicampur dengan bunga-bunga. Setelah itu, bayi tersebut dipakaikan baju baru dan dibedong. Kemudian, bayi tersebut diletakkan di ayunan yang telah dihias. Ayunan tersebut kemudian digoyang-goyangkan sambil melantunkan salawat dan doa-doa.
Question 6: Siapa saja yang biasanya hadir dalam urutan tradisional Batamat?
Answer 6: Dalam urutan tradisional Batamat, biasanya hadir keluarga inti, kerabat dekat, dan tetangga.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang urutan tradisional terdekat Banjarmasin. Semoga bermanfaat.
Berikutnya, kita akan membahas beberapa tips untuk mempersiapkan urutan tradisional terdekat Banjarmasin.
Tips
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mempersiapkan urutan tradisional terdekat Banjarmasin:
Tip 1: Persiapkan segala sesuatu dengan matang.
Sebelum menyelenggarakan urutan tradisional, sebaiknya Anda mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Hal ini meliputi menyiapkan makanan, minuman, dekorasi, dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
Tip 2: Undang keluarga dan teman-teman.
Urutan tradisional merupakan acara yang sakral dan penuh makna. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengundang keluarga dan teman-teman untuk hadir dalam acara tersebut.
Tip 3: Jaga kebersihan dan kerapian tempat acara.
Tempat acara urutan tradisional harus bersih dan rapi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi para tamu undangan.
Tip 4: Hormati adat dan budaya setempat.
Saat menyelenggarakan urutan tradisional, sebaiknya Anda menghormati adat dan budaya setempat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti aturan dan tata cara yang berlaku dalam urutan tradisional tersebut.
Demikianlah beberapa tips untuk mempersiapkan urutan tradisional terdekat Banjarmasin. Semoga bermanfaat.
Berikutnya, kita akan membahas kesimpulan dari artikel ini.
Conclusion
Urutan tradisional terdekat Banjarmasin merupakan warisan budaya yang sangat kaya dan bernilai. Urutan-urutan ini memiliki makna dan fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Banjarmasin. Melalui urutan-urutan tradisional ini, masyarakat Banjarmasin dapat mengungkapkan rasa syukur, memohon keselamatan dan keberkahan, serta mempererat tali silaturahmi.
Dalam artikel ini, kita telah membahas beberapa urutan tradisional terdekat Banjarmasin, seperti Baayun Mulud, Bahatimang, Bapantaran, Baayun Maulid, Batamat, Bapanjar, Belayah, Bawadah, Mandi-mandi, Madihin, Mamakai Baju Baru, Mandi Safar, Mandi Syafar, Madihin Kawin, Madihin Hajatan, dan Mandi Tiwah. Setiap urutan tradisional memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda. Namun, secara umum, urutan-urutan tradisional ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi bayi yang baru lahir, anak-anak, dan keluarga.
Sebagai penutup, kita harus terus melestarikan urutan tradisional terdekat Banjarmasin. Urutan-urutan tradisional ini merupakan bagian penting dari budaya Banjarmasin dan harus diwariskan kepada generasi mendatang.
Pesan sekarang :
